Saham Blue Chip- Jika Anda tertarik untuk berinvestasi di dunia saham, Anda bisa mencoba saham blue chip. Tentunya Anda sudah tidak asing lagi dengan istilah saham blue chip bukan?
Saham blue chip sangat direkomendasikan oleh para pakar investasi dan pialang kepada investor saham pemula.
Ada banyak contoh saham unggulan di pasar yang akan kita bahas satu per satu nanti.
Didalam masa pandemi ini membuat saham blue chip sangat bagus untuk dibeli karena harga satu lot saham turun dari harga tertinggi dalam kondisi normal.
Saham biru juga sangat aman jika dibandingkan dengan perdagangan saham atau mata uang kripto.
Saham blue chip ini sangat direkomendasikan karena berasal dari perusahaan terkenal dan bereputasi baik serta mudah diperdagangkan di bursa.
Peminat blue chip dari tahun 2020 hingga 2021 banyak, sehingga likuiditasnya tinggi.
Jika dilihat dari pengertiannya, saham blue chip adalah saham pada perusahaan mapan yang sehat secara finansial dan fundamental.
Saham unggulan konsisten dalam pelaporan keuangannya, baik atau buruk.
Saham unggulan memiliki tingkat kapitalisasi pasar yang sangat tinggi dan merupakan pemimpin di sektor industri masing-masing.
Dengan membeli saham blue chip, investor akan mendapatkan imbalan berupa dividen terjadwal secara reguler.
Untuk itu, agar suatu perusahaan dapat disebut sebagai saham Kelas A, ia harus kokoh dan memberikan jejak keuangan yang stabil dan kokoh dalam jangka panjang.
Berikut beberapa penjelasan mengenai saham blue chip yang perlu Anda ketahui.
1. Bank of Central Asia (BCA) – BBCA
Tidak dapat dipungkiri bahwa Bank BCA merupakan bank swasta terbesar di Indonesia. Bank ini juga dinilai sebagai salah satu bank terbaik dengan jaringan yang luas dan jumlah klien yang sangat banyak.
Perusahaan perbankan ini dikelola secara efektif dan efisien sehingga memiliki return on assets atau pengembalian aset tertinggi jika dibandingkan dengan bank lainnya.
Itulah mengapa saham BCA bisa memiliki volume 11.378.100 saham dengan harga akhir Rp 31.950.
Pada tahun 2020, Bank BCA membayar dividen final untuk pembukuan 2019 sebesar Rp 455 per saham.
Sebelumnya, BEI telah membagikan dividen interim sebesar Rp 100 per saham pada Desember 2019. Jadi total dividen yang diberikan BCA adalah Rp 555 per saham.
Kemudian fundamental yang baik dan kokoh menjadikan saham BCA dalam daftar saham unggulan non syariah tahun 2020 layak dibeli.
2. Bank Rakyat Indonesia (BRI) – BBRI
Saham blue chip lainnya yang banyak diminati investor adalah saham Bank BRI atau BBRI.
Saham BBRI berkinerja baik dan dikategorikan sebagai surat berharga yang aktif diperdagangkan.
Saham ini memiliki kapitalisasi pasar yang mengesankan sebesar Rp372,35 triliun per 31 Maret 2020. Padahal, jumlah saham BRI yang beredar di pasar adalah 123.345.810.000.
Ada beberapa faktor lainya yang mempengaruhi kinerja saham BRI adalah komitmen yang kuat untuk terus memberikan kredit kepada usaha kecil seperti UMKM.
Bank BRI sering juga melakukan stock split yang bertujuan untuk menarik minat masyarakat terhadap saham-saham tersebut.
Kinerja saham korporat unggulan BRI yang semarak dan impresif ini tidak lepas dari komitmen yang baik untuk terus menyalurkan kredit kepada UMKM.
Fundamental saham BRI sangat baik dan konsisten sehingga layak untuk masuk dalam daftar saham preferen.
3. Telkom Indonesia – TLKM
Telekomunikasi Indonesia atau Telkom juga dinilai sebagai saham unggulan karena memiliki tingkat konsistensi laba bersih yang tinggi dari tahun ke tahun.
Meski situasi ekonomi sedang tidak menentu, kondisi saham Telkom cenderung stabil dan tidak turun.
Sekarang ini Return on equity Telkom juga terus tumbuh sebesar 22,03 persen dan membagikan dividen kepada pemegang saham secara rutin setiap tahun.
Dalam 10 tahun terakhir, dividen Telkom meningkat dari 40% menjadi 90% pendapatan.
Mengingat Telkom merupakan perusahaan penguasa di sektor telekomunikasi, maka tidak heran jika saham Telkom diburu investor karena memiliki nilai yang tidak turun apalagi dalam jangka panjang.
4. Bank Mandiri – BMRI
Saham blue chip lainnya yang perlu Anda ketahui adalah saham Bank Mandiri atau BMRI.
Selain itu,kinerja saham Bank Mandiri tahun lalu tumbuh 9,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya dan menghasilkan laba bersih Rp 27,5 triliun.
Selain itu, Bank Mandiri juga cenderung stabil karena mampu menyeimbangkan pertumbuhan kredit dan laba bersih.
Bank Mandiri juga mempunyai kinerja jangka panjang dengan imbal hasil yang stabil sehingga cocok untuk investasi jangka panjang.
Maka dari itu, hal seperti ini juga sejalan dengan posisi Bank Mandiri sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia.
5. PT Bank Negara Indonesia – BBNI
Saham unggulan lainnya yang layak dimiliki adalah saham PT Bank BNI atau BBNI. PT Bank BNI merupakan bank milik negara yang sudah memiliki nama di Indonesia.
PT Bank BNI didirikan pada tahun 1946 yang pada saat itu berfokus pada korporasi, ritel dan konsumer.
Selain itu Perusahaan ini juga mempunyai anak perusahaan yang bergerak di bidang asuransi, keuangan dan sekuritas.
BEI mencontohkan, saham Bank BBNI menempati urutan teratas dalam daftar saham teraktif yang dicari investor asing.
Total saham yang dibeli investor asing untuk BBNI sebanyak 8,25 juta lembar.
Dalam kondisi masa pandemi ini,banyak saham blue chip mengalami koreksi harga yang signifikan dari harga reguler.
Para ahli mengatakan bahwa saat yang tepat untuk berinvestasi karena jika kondisi kembali normal, harga saham BBNI akan pulih. Untuk itu, saham BBNI cocok untuk investasi jangka panjang.
6. PT Gudang Garam Tbk – GGRM
Saham perusahaan lain yang tergolong blue chips berasal dari PT Gudang Garam Tbk. PT Gudang Garam TBC adalah perusahaan rokok ternama di Indonesia yang telah berdiri sejak tahun 1958.
Produk rokok Gudang Garam sangat populer di dalam dan luar negeri.
Kinerja saham Gudang Garam diperkirakan akan meningkat di tahun mendatang dan tahun-tahun berikutnya.
Hal ini sejalan dengan penjualan rokok pada triwulan II-2020 yang tetap stabil di tengah pandemi ini.
Penghasilan dalam Gudang Garam turun hanya 0,6 persen, mengungguli HM Sampoorna yang turun 21,8 persen dari tahun ke tahun.
Dari sisi rating, Gudang Garam juga sangat menarik meski daya beli masyarakat saat ini masih rendah.
Mirae Asset Sekuritas memberikan rekomendasi beli saham emiten rokok GGRM. Kinerja perseroan diharapkan meningkat tahun depan.
Andrianto Saputra, Analis Sinarmas Sekuritas, mengatakan dalam studinya 3 Agustus 2020, GGRM mampu mempertahankan penjualan di kuartal II 2020 meski situasinya kurang baik.
Originally posted 2021-10-09 13:57:09.